Silahkan copas artikel dari blog ini karena artikel di blog ini adalah hasil dari copas blog lain
"Hasil riset kami menyediakan bukti langsung bahwa sesuatu telah melakukan pengubahan di antara siklus glasial yang paling terakhir, ketika banyak spesies ini mengalami kepunahan, dan siklus glasial sebelumnya, di mana mereka semua berhasil bertahan hidup."

Sejarah genetik dari enam herbivora besar – badak berbulu, mammoth raksasa, kuda liar, rusa, bison, dan lembu kesturi – telah menunjukkan bahwa perubahan iklim dan manusia bertanggung jawab atas punahnya populasi mamalia-mamalia besar ini dalam 10.000 tahun terakhir. Penelitian, yang merupakan pertama yang menggunakan penggabungan data genetika, arkeologi, dan iklim, menyimpulkan sejarah populasi mamalia bertubuh besar di Zaman Es, dipublikasikan dalam jurnal Nature.
Penelitian ini dipimpin Profesor Eske Willerslev dari Centre for GeoGenetics di Universitas Kopenhagen, meliputi tim internasional yang terdiri dari para ahli paleontologi, geologi, genetika dan pemodel iklim, termasuk Beth Shapiro, Profesor Biologi Shaffer di Penn State University. Temuan penelitian ini diharapkan memberi titik terang pada kemungkinan nasib spesies mamalia saat ini seiring planet kita terus mengalami siklus pemanasan.
“Temuan kami menempatkan tujuan akhir pada teori-teori penyebab-tunggal kepunahan,” kata Willerslev. “Data kami menunjukkan bahwa kepedulian harus dilakukan dalam membuat generalisasi berdasarkan kepunahan spesies di masa lalu dan saat ini; dampak relatif dari perubahan iklim dan perambahan manusia pada kepunahan spesies benar-benar tergantung pada spesies apa yang kami lihat.”
Lembu kesturi adalah salah satu spesies yang dipelajari oleh Beth Shapiro bersama timnya. (Kredit: lab Beth Shapiro, Penn State)
Shapiro menjelaskan bahwa enam spesies yang dipelajari tim riset mengalami perkembangan selama Zaman Pleistosen – periode masa geologis yang berlangsung sekitar 2 juta hingga 12.000 tahun yang lalu. “Selama masa itu, iklim sering mengalami pasang-surut – osilasi antara interval panjang yang hangat, yang disebut periode interglasial, selama iklim mirip dengan apa yang kita miliki saat ini, diikuti dengan interval panjang yang dingin disebut periode glasial, atau zaman es,” kata Shapiro.
“Meskipun hewan yang beradaptasi pada cuaca dingin tentunya bernasib lebih baik selama periode dingin, yaitu glasial, tapi mereka masih bisa berhasil menemukan tempat yang beriklim tepat – refugia – sehingga mereka bisa bertahan hidup selama periode interglasial yang hangat. Kemudian, setelah puncak zaman es berakhir sekitar 20.000 tahun yang lalu, keberuntungan mereka pun mulai habis.
Pertanyaannya adalah, apa yang merubahnya? Mengapa hewan-hewan mamalia ini tidak lagi mampu menemukan refugia yang aman di mana mereka bisa bertahan hidup pada iklim yang hangat?”
Untuk menjawab pertanyaan ini, tim riset mengumpulkan berbagai jenis data untuk menguji hipotesis tentang bagaimana, kapan, dan mengapa badak berbulu, mammoth berbulu, dan kuda liar, semuanya punah setelah zaman es terakhir, dan mengapa rusa, bison, dan lembu kesturi mampu bertahan.
Rusa adalah salah satu spesies yang dipelajari oleh Beth Shapiro dan timnya. (Kredit: Steve Hillebrand)
Bison adalah salah satu spesies yang dipelajari oleh Beth Shapiro dan timnya. (Kredit: Steve Hillebrand)
“Salah satu sumber informasi yang kami digunakan adalah DNA dari hewan-hewan itu sendiri,” jelas Shapiro. “Dengan data genetik, maka sangat mungkin untuk memperkirakan kapan dan seberapa banyak populasi mampu bertumbuh dan menyusut sebagaimana iklim berubah dan habitat mereka mulai menghilang.”
Tim riset juga mengumpulkan data mengenai iklim – pola-pola suhu dan curah hujan – dari kedua periode glasial dan interglasial, serta data arkeologi, yang mereka gunakan untuk mempelajari sejauh mana manusia awal mungkin telah mempengaruhi kelangsungan hidup enam spesies mamalia tersebut.
“Sebagai contoh, pada lokasi di mana tulang-tulang hewan telah diolah atau dikonversi menjadi tombak, kita tahu bahwa manusia tinggal di sana dan menggunakan hewan-hewan itu sebagai sumber daya,” kata Shapiro. “Bahkan sekalipun kami tidak menemukan bukti bahwa manusia memanfaatkan hewan, jika manusia dan hewan berdiam di tempat yang sama dan pada saat yang sama, manusia bisa berpengaruh pada apakah hewan-hewan itu bisa bertahan atau tidak.”
Dalam kasus kepunahan badak berbulu saat ini, para ilmuwan menemukan bahwa, di Eropa, rentang manusia dan badak berbulu tidak pernah saling tumpang tindih.
“Data ini menunjukkan bahwa perubahan iklim, bukan manusia, adalah alasan utama mengapa spesies ini punah di Eropa pada masa kini,” kata Shapiro. “Namun, kami menduga bahwa manusia mungkin telah memainkan peran dalam wilayah lain di dunia di mana mereka bertumpang tindih dengan badak berbulu, sehingga studi lebih lanjut akan diperlukan untuk menguji hipotesis ini.” Lebih jelas adalah bukti bahwa manusia mempengaruhi, dan tidak selalu negatif, ukuran populasi lima spesies lainnya – mammothberbulu, kuda liar, rusa, bison, dan lembu kesturi.
Shapiro menjelaskan bahwa fluktuasi populasi bagi semua enam spesies ini berlanjut hingga akhir zaman es terakhir – sekitar 14.000 tahun yang lalu – ketika banyak spesies yang lenyap.
Sebuah ilustrasi seekor badak berbulu, salah satu spesies yang dipelajari oleh Beth Shapiro dan timnya. (Kredit: Mauricio Anton)
“Pesan yang disampaikan adalah bahwa selama peristiwa pemanasan yang paling terakhir, ketika zaman es terakhir memudar ke interval hangat yang kita miliki saat ini, sesuatu telah mempertahankan hewan-hewan ini untuk terus melakukan apa yang selalu mereka lakukan, dari menemukan refugia alternatif – kurang dari ukuran yang ideal, namun cukup baik untuk menjaga populasi mereka dari massa kritis,” kata Shapiro. “‘Sesuatu’ itu mungkin adalah kita – manusia.”
Selama periode ketika hewan-hewan ini menurun, populasi manusia mulai meningkat drastis, menyebar luas tidak hanya hingga ke habitat tempat mamalia besar beriklim dingin, tapi juga hingga ke tempat perlindungan saat iklim memanas, mengubah lanskapnya dengan pertanian dan aktivitas lainnya. Banyak mamalia besar adaptasi-dingin, termasuk kuda – yang dianggap punah di alam liar dan sekarang bertahan hanya sebagai hewan piaraan – tiba-tiba tidak memiliki tempat tinggal alternatif, dan, dengan demikian, tidak mampu mempertahankan populasi mereka.
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa, meskipun periode hangat terakhir ini menyebabkan spesies-spesies hewan harus melalui kemandekan periodik – peristiwa evolusi selama ukuran populasi mengalami pengurangan secara substansial dan tetap kecil dalam kurun waktu yang lama – mereka selalu tampak untuk bangkit kembali, dan kembali ke habitat sebelumnya sesegera bumi ini kembali menjadi lebih dingin lagi. Kemudian, selama siklus pemanasan yang paling terakhir, di mana kecenderungannya berubah,” kata Shapiro.
Tyler Kuhn, seorang anggota laboratorium Beth Shapiro, di depan sebatang gading raksasa beku yang ditemukan tim riset di Wilayah Yukon di Kanada. (Kredit: lab Beth Shapiro, Penn State)
Sebagaimana iklim menjadi lebih hangat setelah zaman es terakhir, badak berbulu, mammoth berbulu, dan kuda liar menjadi punah, sedangkan rusa, bison, dan lembu kesturi mungkin hanyalah beruntung dalam menghindari kepunahan, menurut Shapiro.
“Kami tidak bisa menentukan pola apa yang mengkarakteristikkan spesies punah, meskipun sejumlah besar dan berbagai data dianalisis,” kata Eline Lorenzen dari Universitas Copenhagen, yang menjadi penulis pertama studi tersebut. “Ini menunjukkan bahwa hal itu akan menjadi tantangan bagi para ahli untuk memprediksi bagaimana mamalia yang ada saat ini akan merespon perubahan iklim global di masa depan – untuk memprediksi spesies apa saja yang akan punah dan yang akan bertahan hidup”
Rusa berhasil menemukan habitat yang aman di ketinggian daerah Kutub Utara dan, saat ini, memiliki sedikit pesaing atau predator untuk sumber daya yang terbatas.
Bison telah punah di Asia, di mana populasi mereka ekstensif selama zaman es, dan saat ini mereka hanya bisa ditemukan di Amerika Utara, meskipun spesies terkait bertahan dalam jumlah kecil di Eropa. Lembu kesturi beradaptasi-dingin kini hanya hidup di daerah Kutub Utara Amerika Utara dan Greenland, dengan populasi yang kecil di Norwegia, Siberia, dan Swedia. Menariknya, jika manusia berdampak pada populasi lembu kesturi, dampak ini mungkin telah membantu mempertahankan mereka. Populasi lembu kesturi pertama kali menjadi mapan di daerah Greenland sekitar 5.000 tahun yang lalu, setelah itu mereka berkembang pesat, meskipun telah menjadi sumber utama bagi penduduk Paleo-Eskimo. Saat ini, spesies hewan ini bertahan dalam jumlah besar.
Shapiro juga menyatakan bahwa temuan ini dapat membantu untuk memprediksi nasib populasi yang terancam akibat perubahan iklim dan perubahan habitat yang terjadi saat ini.
Para anggota tim peneliti Beth Shapiro dengan tulang-tulang lembu kesturi, mammoth, bison, kuda, dan rusa karibu yang dikumpulkan dari Yukon Territory di Kanada. (Kredit: lab Beth Shapiro, Penn State)
“Hasil riset kami menyediakan bukti langsung bahwa sesuatu telah melakukan pengubahan di antara siklus glasial yang paling terakhir, ketika banyak spesies ini mengalami kepunahan, dan siklus glasial sebelumnya, di mana mereka semua berhasil bertahan hidup.”
Meskipun sudah jelas bahwa perubahan iklim mendorong dinamika spesies-spesies ini, kita, sebagai manusia, harus mengambil beberapa yang perlu disalahkan atas apa yang terjadi selama siklus paling terakhir. Tampaknya nenek moyang kita mampu mengubah lanskap secara dramatis sehingga hewan-hewan ini secara efektif terputus dari apa yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup , bahkan ketika populasi manusia itu masih kecil,” kata Shapiro. “Ada banyak manusia saat ini, dan kita telah mengubah dan terus mengubah planet ini bahkan dengan cara-cara yang lebih penting.”
Penelitian ini sebagian didanai oleh Trust Leverhulme, Awards Fund, Denmark National Research Foundation, Yayasan Lundbeck, Dewan Denmark untuk Penelitian Independen, dan U.S. National Science Foundation.
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Filsafat Sains:Saklar

Berikut adalah sebuah diksi sumbangan dari teman. Diksi ini membahas tentang filsafat biologi. Aslinya, diksi ini diterbitkan dalam jurnal komunitas Verstehn Bandung, edisi ke-7 yang baru terbit bulan lalu.

Larut telah malam dibalik jendela hitam di sudut atas sel sesak ini. Retak-retak dinding merayap seolah akan melilit tiap insan yang terguling dan meringkuk sendu di sel penjara. Aku baru saja ditendang ke dalam sel ini dan bergabung dengan para terkurung. Dan seperti mereka, akupun meringkuk dengan menempelkan tulang belakangku di dinding. Bedanya, pandanganku tak kosong seperti mereka. Mataku bertanya, kenapa aku bisa ada di sini.
Sembilan ratus ribu tahun lalu, orang seusiaku berlarian di padang rumput sambil memikul tombak bermata batu. Di atas kepala bukan dinding datar yang kejam, tetapi langit cerah dengan hamburan birunya. Orang seusiaku saat itu berkejaran bersama tak peduli onak dan sengat. Tujuan kami satu, seekor kijang malang yang tersesat di rerimbunan lalang. Tak peduli ia masih muda, satu persatu tombak menusuk tubuhnya dan orang seusiaku pulang bersama-sama. Seandainya aku di sana, aku tentu bergembira di depan kekasihku. Menatap matanya sambil mengangkat tanduk rusa. Aku yang pertama menikamnya, aku sang pejantan.
Tapi sekarang eksplosivitas itu berubah. Terima kasih atas warisan genetik dari mereka di masa lalu, aku sekarang dihukum karena berbuat seperti itu. Memang yang kutikam bukan kijang, yang kutikam adalah manusia yang kubenci, tapi sekarang tak ada kijang lagi. Lagi pula, kekasihku tidak menyukainya. Kekasihku sangat ingin ia tidak ada di dunia. Aku memuaskan nafsu kekasihku. Tapi bukan pujian yang kuperoleh, yang kudapat adalah rantai panas di kaki.
Ini semua karena gen. Dari dasar samudera saat leluhur ku masih berupa mikroba di celah hidrotermal. Gen-gen sialan mengalir ke keturunannya dalam evolusi ratusan juta tahun. Kekerasanku datang dari gen MAOA-H (High Activity Monoamina Oksidase A) yang bergejolak dalam selku. Sifat baikku datang dari gen COMT. Kebaikanku berbagi minuman haram dengan teman datang dari gen DRD4 (Dopamine Receptor D4). Kecanduanku pada alkohol datang dari gen OPRM1 (mu-Opioid Receptor), dan kesenanganku menyakiti diri sendiri datang dari gen HPRT1. Aku hanyalah seonggok gen terprogram untuk bertahan hidup di dunia ini. Aku tak punya kehendak bebas. Lalu kenapa harus aku yang disalahkan atas penikaman itu? Bukankah seharusnya gen ku, atau bapak ibu ku, atau leluhurku, atau bahkan sejarah biologis planet ini?
Aku menghela napas. Suaranya sepertinya terdengar sehingga seorang lusuh berkacamata menoleh padaku. Ia ada tak jauh di depanku. Berbaring dan sekarang bangun.
“Lagi mikirin apa boy?”
“Lagi mikirin tanggung jawab” jawabku ketus.
“Oh, nyari siapa yang salah toh. Jadi siapa yang salah?”
“Gen. Sialan, andai saja aku tak punya gen MAOA-H.”
“Beuh, Nyalahin Gen. Denger boy, tidak selalu gen yang salah.”
“Terus apa?”
“Ya Gak sesederhana itu. Hanya 41% kenakalan remaja itu datang dari gen. Sisanya dari lingkungan. Gen dan lingkungan itu saling berinteraksi. Saya saja nih, dipenjara gara-gara terlalu pintar. Gen ku yang menyebabkanku pintar, tapi karena lingkunganku adalah lingkungan para penjahat, akupun jadi penjahat yang cerdas. Intinya mah pengaruh lingkungan.”
“Tetap aja kalau kamu gak pintar kamu tidak akan berada di sini.”
“Emangnya harus gen semua yang jadi penyebab. Gen yang dimiliki siliata semuanya tidak mampu mempengaruhi hidupnya. Hidupnya dikendalikan lingkungan seluruhnya.”
“Itu hanya satu kasus kecil. Siliata hanyalah protozoa renik yang bahkan matanya berupa titik kecil. Wajar saja hidupnya semua terkendali oleh lingkungan.”
Mendadak seorang kakek berteriak dari sel seberang. “Ngomongin apa kalian? Tanggung jawab. Puih. Aku disini dihukum seumur hidup atas kejahatan yang tak kulakukan. Bukan aku sang pembunuh, tapi aku yang dituduh, hanya karena sang pembunuh punya lebih banyak uang dibanding aku!”
Kami terdiam dan menatap malangnya sang kakek. Dan sang kakek kembali berceloteh.
“Kalian itu mencari kambing hitam. Sudah jelas kalian yang berbuat jahat, tapi menyalahkan pada gen kalian. Kau yang remaja, kau menyalahkan leluhurmu yang masa remajanya diolah oleh impuls-impuls seksual. Kau yang remaja, menyalahkan bapak ibumu yang pola asuhnya otoriter, berandai-andai kalau kau diasuh dengan otoritatif. Kau yang remaja, menyalahkan gen di inti selmu atas keberanianmu berhadapan dengan kematian yang ranting-rantingnya menjalari jemarimu yang mengepal. Hei sadarlah, bukan gen, bukan lingkungan, tapi dirimu sendiri yang bertanggung jawab.”
Masih ia meneruskan:
“Dan kau orang sok pintar. Kau menyalahkan lingkunganmu yang mempersempit ruang gerakmu hanya karena kau tak bisa menendang dinding. Kau yang sok pintar, menyalahkan masa dimana kau dilahirkan sebagai lumba-lumba, berharap dirimu seperti ikan yang tak perlu menghirup napas ke permukaan laut. Kau yang sok pintar, menyalahkan hujan deras yang membuatmu terpeleset padahal kau tak cukup pintar untuk memakai sepatu yang kuat. Berhentilah menyalahkan manusia. Nikmati hidupmu sekarang, bukan masa lalu dan bukan masa depan. Karena masa kini adalah yang nyata. Seperti kata mistikus Belanda, Jan Van den Oever, dua puluh tahun aku mencari jawaban atas pertanyaanku, dan sekarang aku sadar, pertanyaannya telah hilang.”
Betul juga kata si kakek. Ia terlihat senang dengan cintanya pada besi teralis kamarnya. Ia bermain dengan kertas-kertas sobek berisi ilmu yang seharusnya dibaca para kutu buku. Ia begitu bahagia, walaupun dunia tak adil padanya, walaupun dunia menyiram air keras dari pancuran kehidupan.
Aku bergeser kesamping dan terdiam. Aku beri waktu untuk kami bertiga berpikir. Benakku berbayang, siapa yang salah? Aku melihat masa depanku di depan jeruji, sang kakek itulah masa depanku, seandainya aku harus berpuluh tahun disini. Lalu haruskah kuhabiskan waktuku untuk mencari kambing hitam. Bahkan bila kambing hitam itu ketemu, bisakah ia menggantikanku tinggal di penjara ini?
Tapi…….
Gen itu buta. Ia tak bisa melihat cakrawala. Ia tak punya tujuan untuk melangkah. Hanya kompetisi diantaranya yang membuat ia berkembang. Ia adalah budak evolusi. Tak punya kehendak, hanya bertahan hidup untuk masa yang singkat.
Pintu ruang tahanan berderit. Seorang sipir datang. “Waktunya tidur!” katanya ringkas. Lalu ia mematikan saklar lampu. Ctek. Seluruh ruangan gelap gulita. Hanya big Bang mampu mengalahkan kegelapan ini. Dan dalam kegelapan ini, aku menemukan jawabanku.
Esok paginya, aku tersenyum di antara para lelaki masam. Aku seperti seorang raksasa yang bahkan mengalahkan para sipir penjara. Aku sadar sekarang, akulah yang membentuk takdirku. Para gen hanyalah saklar lampu. Aku sadar, mereka tak sadar. Akulah tuan mereka, walaupun mereka bermain di bawah sadarku.
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Senjata pamungkas yang akan membahayakan umat manusia dimasa depan

enjaH.A.A.R.P
(High Frequency Active Auroral Research Program)


--------------------
Apa itu HAARP?
HAARP adalah project investigasi yang bertujuan untuk "memahami, menstimulasi,dan mengontrol proses ionospheric yang dapat mengubah kinerja komunikasi dan menggunakan sistem surveilans". Dimulai pada tahun 1992, project ditargetkan selesai dalam 20 tahun kedepan (selesai tahun 2012).

Bagian² HAARP
--------------------
Siapa yang menggunakan HAARP?
Project ini dikerjakan bersama oleh US Air Force, US Navy Force, dan University of Alaska.

US NAVY logo
---------------------
Penjelasan
Dikatakan bahwa proyek ini mirip dengan beberapa pemanas ionospheric yang tersebar di seluruh dunia dan memiliki bagian besar diagnostik instrumen yang memfasilitasi penggunaannya untuk meningkatkan pemahaman ilmiah yg berkenaan dgn ionosfir dinamika. Walaupun ditakutkan akan digunakan sebagai senjata pemusnah massal, ilmuwan yang terlibat dalam aeronomy, ruang sains, atau fisika plasma mengabaikan ketakutan ini sebagai teori yang tak berdasar.

Antena² HAARP di alaska
---------------------
Ionosphere itu apa ya?
Ionosphere adalah bagian teratas dan terpenting dalam atmosfer bumi kita. Ionosphere sangat penting karena dia menyaring radiasi chaya matahari agar tidak langsung jatuh ke bumi. Ionosphere berperan dalam mengatur kadar kelistrikan dalam atmosfer dan membentuk inti dari tepi magnetosphere. Ionosphere juga memiliki kegunaan lain bagi manusia, yaitu mempengaruhi gelombang penyiaran radio jauh dari tempat² yang ada di Bumi



Dimanakah HAARP Berada?
HAARP terletak di Alaska, Amerika Serikat. Lebih tepatnya lagi HAARP berada di Gakona, Alaska (latitude:62.39,longitude:145,15) yang terletak di barat Taman Nasional Wrangell-Saint Elias . Dampak lingkungan yang disebabkan HAARP memicu pernyataan izin untuk array hingga 180 antena yang akan didirikan. HAARP telah dibangun sebelumnya di situs instalasi radar yang bernama over-the-horizon.

HAARP di alaska
---------------------
Apa Sih Fungsi HAARP?
Tujuan dari program ini adalah untuk lebih maju dalam mempelajari properti fisik dan elektrik bumi yang kedepannya dapat digunakan dalam memudahkan komunikasi militer. Tapi selain itu, HAARP juga dapat mengatur cuaca melalui ionosphere, seperti membuat hujan, badai, tsunami, dan masih banyak yang belum diketahui...

HAARP mengubah cuaca
---------------------
Terus Apa Salahnya?
HAARP itu bekerja dengan memanaskan ionosphere yang ada di langit sehingga dapat memanipulasi keadaan langit disekitarnya. Dengan kelebihan tersebut, HAARP digunakan sebagai kebutuhan militer.



Bahaya HAARP



Dapat Mengatur Cuaca

Kok Bisa? Caranya dengan menentukan satu titik lokasi ionosphere yang akan dipanaskan, lalu tekanan yang berada di atmosfer juga akan naik. Maka tekanan yang terbentuk dikumpulkan di satu titik dan terbentuklah manipulasi jetstream (arus jet). Tapi HAARP belum sempurna dan masih dalam tahap pengetesan (di seluruh dunia). Dicurigakan HAARP sudah dalam tahap beta pada tahun 2004, ini terbukti ketika batasan badai tornado yang terjadi dalam satu tahun dilanggar oleh alam. Jika satu tahun batas maksimal badai hanya terjadi 4 kali, tahun 2004 terjadi sebanyak 6 kali.



Statistik keadaan udara di alaska (2005) setelah HAARP dicurigai

Dapat Melindungi Dari Bahaya Nuklir

Teknologi HAARP dapat mendeteksi benda frekuensi sinyal rendah seperti pesawat dan missile melalui udara, sehingga membuat teknologi lainnya kalah canggih. HARP juga didukung oleh Radar Cakrawala atau Over The Horizon Radar, yaitu radar yang mencakup seluruh dunia karena penghubungnya adalah atmosfer. Tidak dapat diragukan lagi akurasi dari radar HAARP tersebut. Bahkan saat ini lokasi setiap daerah di bumi dapat diketahui dengan jelas, lebih baik dari satelit karena HAARP masih berada di bawah atmosfer.


Mempengaruhi Pikiran Manusia

Dengan mengirimkan EXTREMELY LOW FREQUENCY (ELF) RADIATION ke otak manusia, HAARP bisa mengontrol mood manusia. untuk lebih jelasnya, lihat teori di spoiler
Spoiler for teori

Pada dasarnya otak besar manusia bekerja pada 1-30 Pulse/Sec-nya. Dan dalam putaran perdetiknya, terdapat frekuensi hertz.
  • Delta (1-4/sec), Keadaan tidur
  • Theta (4-7/sec), Keadaan mengantuk atau baru bangun, dan juga ini merupakan saat otak manusia masih berusia balita.
  • Alpha (7-12/sec), Keadaan Normal dan belajar
  • Beta (tak terhitung), Keadaan Marah atau sedang dalam emosi yang tinggi

Dengan gelombang rendah HAARP, bisa dikatakan manusia dapat dimanipulasi dengan HAARP.



Cara kerja HAARP
Jadi kesimpulannya, selama HAARP digunakan untuk tujuan yang baik, tidak akan ada masalah sebenarnya. Tapi pengetesan HAARP menimbulkan perubahan iklik dan unsur² bumi menjadi tidak stabil yang juga akan mempercepat proses global warming.



sumber:http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2044620
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

LHC=Mesin kiamat????



Large Hadrons Collider a.k.a LHC di buat di kedalaman 100 meter dibawah tanah (atau kira-kira 328 kaki) terbentang di perbatasan antara perancis dan swiss merupakan particle accelerator terbesar di dunia. bertujuan untuk membuat tabrakan antar partikel yang di tembakkan berlawanan arah. LHC di buat olehEuropean Organization for Nuclear Research atau CERN.

mesin ini kemungkinan akan mengungkap rahasia di balik alam semesta, ribuan scientist dan physicist dari seluruh dunia berkumpul disini menyelesaikan proyek percobaan particle accelerator terbesar di dunia. proyek ini menghabiskan ratusan milyar dollar dan kerjasama dari berbagai negara.

apa tujuan dari pembuatan LHC?
tujuan utamanya adalah untuk mengungkap rahasia terbentuknya universe kita dengan membuat simulasi mini BIG BANG, dan mungkin akan membuktikan juga keberadaan partikel "TUHAN" yang di namakan Higgs Boson. scientist berharap LHC bakal menjawab pertannyan penting seperti:
- apa itu massa? coba pikirkan kenapa ada partikel yang tidak memiliki massa? seperti photon misalnya.. lalu sebenernya bagaimanakah massa itu terbentuk? ada teori yang menyatakan higgs boson sangat berperan dalam pembentukan massa(di sebut higgs mechanism) apakah ini benar? kalo iya, brapa higgs boson yang diperlukan?

- apakah supersimetri itu ada di alam ini? menurut standard model particles di nyatakan bahwa setiap particle memiliki super simetrinya??

- apakah kita akan menemukan DARK MATTER yang disebut juga dark energy? dark matter (materi gelap) merupakan partikel2 lain yang tersebar dan membentuk jagat raya, para scientist berpendapat bahwa matteri (atau bisa di bilang kumpulan partikel) yang di ketahui oleh manusia saat ini hanyalah sebagian kecil saja (ada yang menyatakan kita hanya mengetahui 4% saja) sisanya merupakan partikel asing.. inilah yang dinamakan dark matter

- tujuan lainnya adalah.. mengumpulkan anti-matteri... menurut teori setiap particle di universe memiliki anti-materinya, dimana jika materi bertemu dengan anyi-materi akan menyebabkan leburan energi dengan effisiensi 100% dengan kata lain tidak ada yang terbuang atau berubah wujud. pure beruah menjadi energi, maka dari itu ini bisa menjadi solusi crisis energi di masa yang akan datang. 1 gram anti-materi di tabrakan dengan 1 gram materi dapat menghidupkan listrik 1 wilayah selama 1 tahun.

oke kita akan mereview kembali.. apakah standard model itu?? so ini adalah teori yang berusaha menjelaskan partikel fundamental bekerja dalam membentuk universe. merupakan gabungan dari teori relativitas umum einstein dan quantum theory, ini juga menjelaskan 4 gaya (4 basic force of the universe) yaitu : strong nuclear forceweak nuclear force dan electromagnetic force. tapi teori ini gagal menjelaskan force yang ke empat yaitu gravitasi. maka dari itu scientist juga ingin LHC menjawab mengapa gravitasi lebih lemah dibandingkan dengan ketiga force lainnya dalam hierarki.

design??
bentuknya circular berbentuk terowongan dengan 2 pipa, dimana pipa yang satu akan menembakkan proton hampir menyamai kecepatan cahaya, pipa yang satunya lagi juga menembakkan proton dengan kecepatan yang sama tetapi dengan arah yang berlawanan. untuk mengantisipasi anti-materi yang di hasilkan supaya tidak bertumbukan dengan dinding pipa, maka di buatlah pipa tersebut mengandung super conducting magnet, yang mana fungsinya juga sebagai pengendali particle (proton) supaya tetap didalam jalurnya.

LHC juga dilengkapi dengan 4 detector yang akan merekan segala kejadian yang terjadi. ke empatnya dinamakan sebagai : ATLAS, CMS, ALICE, LHCb.

pro kontra...
segala sesuatu pasti ada pro dan kontranya... untuk LHC juga begitu, ada sebagian orang yang menentangnya. karena kata mereka LHC merupakan proyek yang buang-buang dana saja, buang-buang energi saja, bahkan yang lebih ekstrim, mereka menghawatirkan nantinya LHC bakal memicu terjadinya mini "BLACK HOLE" dimana kejadian ini terjadi akibat tubrukan particle (seperti big bang di dalam pembentukan universe?

well kita lihat saja bagaimana kelajutan dari percobaan paling spektakuler abad ini. menciptakan kembali mini "BIG BANG" yang nantinya akan menambah pengetahuan kita terhadap universe kita ini.

sumber:http://ranggasuperblog.blogspot.com

Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Free Class Of 2012 Cursors at www.totallyfreecursors.com